Gagal Sandar dan Terdampar Akibat Gelombang Tinggi, Satu Awak KM Jaya Utama Meninggal Dunia

TULUNGAGUNG || Cuaca buruk membuat KM Jaya Utama-12 gagal bersandar dan terdampar di Pantai Niyama Tulungagung. Dari 25 anak buah kapal (ABK), satu diantaranya meninggal dunia setelah berhasil dievakuasi dengan menggunakan tambang.

Proses evakuasi berjalan dramatis, lantaran gelombang tinggi pantai membuat kapal terombang-ambing. Ditambah lagi, posisi terdampar tepat di depan muara Sungai Niyama yang menjadi Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Niyama.

“Satu orang yang dilarikan ke Puskesmas Besuki meninggal dunia atasnama Andi saat perjalanan ke puskesmas,” ungkap Anggota Jaga Posbinpotmar TNI AL Tulungagung Kopka Dwi Utomo, Jum’at, 7 Juli 2023.

Berikut identitas kedua belas orang ABK KM Jaya Utama ini, yaitu Wong Agu (45) sebagai Nahkoda, Supriana (45), Abdul Sukur (43), Warno (43), Rano (38), Ade Rifki (23), Agung Madu (24), Akhmad Sumito (35), Akhmad Saifudin (25), Alben Nur (28), Ali Sodikin (42), dan Andi N (28).

Baca juga:  Bupati Sampang Berhasil Realisasikan Hibah Aset Pelabuhan Tanglok dari Kemenhub RI

Awak KM Jaya Utama-15 terdiri dari 1 nahkoda, 1 Kapala Kamar Mesin, 1 Masinis, 1 Mualim dan 21 ABK. Petugas gabungan dibantu oleh warga berhasil mengevakuasi seluruh awak kapal dengan menggunakan tali dan langsung dilarikan ke puskesmas maupun klinik terdekat.

“Dari 12 ABK yang selamat, terevakuasi 4 orang. Dilarikan ke Puskesmas Besuki 2 orang, Klinik Besole 2 orang,” tambahnya.

Proses Evakuasi Dramatis Tim Gabungan Dibantu Warga

Sementara, Ketua Pokmaswas Pantai Selatan, Yulianto mengungkapkan prosesi evakuasi berjalan dramatis. Pasalnya, kondisi awak kapal dalam keadaan kelelahan dan beberapa ada yang lemas.

Baca juga:  Pasca Kenaikan Harga BBM, Kapolri Instruksikan Jajaran Sosialisasi Penyesuaian Harga. 

Satu diantaranya yang kritis dan akhirnya tak tertolong yang dibawa ke Puskesmas Besuki. Ia menyaksikan, mungkin ada kecerobohan dari kaptennya kapal. Sudah diperingatkan oleh yang menjaga pantai, namun tidak mengindahkan, diduga kapten kapal ketiduran karena kelelahan.

Saat proses evakuasi, salah satu ABK ada yang tangannya diberi tali, sehingga tidak bisa menepi maupun ke tengah. Alhasil, ia tergulung-gulung ombak besar, dan bisa dievakuasi di tepi pantai.

“Prakiraan usianya tadi sekitar 40 keatas atau 50-an. Sempat mulutnya itu sudah agak keluar busa sedikit, tetapi nafasnya masih ada dan terlihat lemas,” bebernya.

Yulianto mengaku saat proses evakuasi, petugas tim gabungan dibantu warga sekitar ikut berduyun-duyun bahu membahu menyelamatkan ABK kapal. Mulai dari yang bisa berenang maupun tidak bisa ikut memberikan pertolongan.

Baca juga:  Beredar Video Mbak Rara Lakukan Ritual Kirim Hujan ke Jakarta untuk Atasi Polusi Udara

“Disini ada seperti itu (laka laut), langsung berbondong-bondong bagaimana bisa menyelamatkan walaupun dengan ke arah tepian yang tidak bisa berenang pun ikut juga tadi,” tandasnya.

Diketahui sebelumnya, KM Jaya Utama dilaporkan terdampar di Pantai Niyama lantaran gelombang tinggi. Kapal tersebut sejatinya akan menghindari gelombang, namun kuatnya arus membuat jangkar putus dan menyeret ke tepi Pantai Niyama.

Warga yang melihat tidak bisa berbuat banyak sebelum petugas gabungan datang. Lantaran ombak besar bertemu dengan muara air Sungai Niyama sebagai buangan dari PLTA Niyama. (iwan)