DEPOK || Kesal karena perbuatan bejat korban, delapan tahan Polres Metro Depok melakukan pengeroyokan hingga tewas terhadap pria berinisial AR (51), tersangka kasus pemerkosaan anak sendiri.
“Pemicunya berawal karena si korban ini kasusnya adalah cabul terhadap anak kandung. Mungkin para pelaku kesal karena dilakukan terhadap anak kandung sendiri,” ujar Wakasat Reskrim Polres Metro Depok, AKP Nirwan Pohan, saat jumpa pers, Senin (10/7/2023).
Peristiwa pengeroyokan ini bermula saat sesama tahanan menanyakan kasus yang menjerat korban.Setelah mengetahuinya, kedelapan tahanan itu kesal, pasalnya menurut mereka perbuatan pencabulan ke anak kandung itu sangat tidak manusiawi.
“Akhirnya itu menjadi pemicu para pelaku kesal terhadap korban. Yang kita temukan jadi motifnya karena kasusnya si korban sendiri adalah pencabulan terhadap anak di bawah umur dianggap sangat tidak manusiawi, tidak wajar,” jelas Nirwan.
Hingga saat ini, kepolisian masih menunggu hasil visum terhadap korban. Sementara hasil visum luar, korban mengalami luka di seluruh tubuhnya.
“Hasil visum resminya belum. Namun luka-luka di laur ada di tubuhnya, di pantat, dada, dan punggung,” katanya.
Diketahui, seorang pria berinisial AR (51) yang merupakan tersangka kasus pemerkosaan anak kandung dilaporkan tewas dikeroyok oleh sesama tahanan di Polres Metro Depok.
Adapun AR ini mulanya ditangkap dan ditahan oleh aparat kepolisian sejak Rabu (5/7). Sementara peristiwa pengeroyokan itu terjadi pada Sabtu (8/7) di dalam kamar tahanan atau sel.
Polres Metro Depok telah menetapkan 8 orang sebagai tersangka pengeroyokan, Mereka adalah MD, EAN, FA, AN, AN, AN, MN, dan FNA. Kini kedelapan tersangka diperiksa polisi.
Polisi menyebut korban mengalami luka fatal pada bagian dada dan pantat. Namun, kepolisian tetap menunggu hasil autopsi untuk memastikan penyebab kematian korban yang dianiaya menggunakan tangan kosong dan pipa.
Niwan juga membantah adanya penusukan kepada korban, namun hanya penganiayaan dengan tangan kosong, dipukul, dan ditendang. Tak sampai disitu, ternyata para tersangka juga menendang bagian kemaluan korban. Nirwan juga memastikan bahwa benda yang digunakan dalam aksi pengeroyokan ini hanya pipa saja.
“Nggak ada (penusukan). Dengan tangan kosong dipukul ditendang. (Pipa) dipakai untuk memukul pantat. Mereka melakukan penendangan di kemaluan, ada di badan kemaluan. (Selain pipa) tidak ada,” ujar Nirwana. (iwan)