Seperti Kebal, Empat Peluru Tak Membuat Maling di Pasuruan Tumbang. 

PASURUAN || Bak mempunyai ilmu kebal, Sobirin (25) seorang warga Puspo, Pasuruan, Jawa Timur ini masih dapat bertahan setelah beberapa kali diberondong peluru oleh aparat kepolisian. Empat kali peluru bersarang ke tubuhnya tidak membuatnya benar-benar tumbang. Dia masih bisa melarikan diri saat hendak ditangkap.

 

Sobirin merupakan tersangka sindikat pencurian motor ini benar-benar membuat heran polisi. Beberapa peluru itu diketahui mengenai beberapa bagian tubuh seperti, lengan, betis dan paha. Sobirin pun tak mengaku saat ditanya, apakah ia memiliki jimat atau rapalan tertentu agar tahan terhadap rasa sakit akibat ditembak polisi.

Baca juga:  Sempat Terancam Dijemput Paksa, Panji Gumilang Akhirnya Penuhi Panggilan Bareskrim

 

“Enggak punya. Enggak ada amalan. Ditembak empat kali, ya masih bisa lari. Saking takutnya, bikin bisa lari,” kata Sobirin, Jumat (22/7).

 

Kasubdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim, AKBP Lintar Mahardoni mengaku sosok Sobirin terbilang cukup licin. Dari catatan polisi, aksi penembakan tersebut, terjadi saat petugas melakukan penangkapan terhadap Sobirin pada 2015 dan 2018, di kawasan Pasuruan. Namun dia selalu lolos, meski sempat terluka akibat peluru bersarang di betis, paha dan lengan badannya.

Baca juga:  Pasuruan Geger Dengan Penemuan Mayat Setengah Telanjang di Jurang. 

“Dia ditembak empat kali karena melawan. Tahun 2015 dan 2018 (kena di Lengan) di Puspo, Pasuruan. Dia beraksi di Sidoarjo, terakhir,” ujarnya.

 

Lintar juga menambahkan, Sobirin ternyata tidak hanya spesialis maling motor. Dalam beberapa kali kesempatan, ia ternyata juga pernah mencuri sapi dan mobil pikap. Hal itu pun tak dilakukannya sendiri. Namun ia beraksi bersama dengan komplotannya.

Baca juga:  Hujan Deras dan Angin Kencang Guyur Jombang, Sebuah Pohon Tumbang Timpa Warung. 

 

“Dia mencuri sapi di Palangsari, Pasuruan. Kalau mencuri pikap di Sidoarjo,” pungkasnya.

 

Selain Sobirin, polisi juga menangkap tersangka W warga Pasuruan, dan JH warga Jember. W dan JH merupakan komplotan Sobirin terkait kasus curanmor, yakni tahun 2015, dan 2018 di kawasan Pasuruan. (iwan)