SUMENEP || Menjaga dan melestarikan kesenian tradisonal Madura SDN Juluk 1, Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep memasukkan musik saronen sebagai ekstrakurikuler.
Saronen sendiri merupakan alat musik tiup semacam terompet kecil yang mengeluarkan suara melengking. Dalam musik saronen dimainkan bersamaan dengan alat musik lain salah satunya gong dan kendang.
Setiap siswa di SDN Juluk 1 yang memilih ekstrakurikuler musik saronen mendapatkan pelatihan khusus yang dijadwalkan setiap hari Sabtu.
Kepala SDN Juluk 1 Andilala menjelaskan, musik saronen dimasukkan sebagai ekstrakurikuler agar generasi muda tidak lupa dengan warisan leluhur. Selain itu agar dapat melestarikan.
“Ini untuk melestarikan musik tradisional Madura yaitu saronen. Jadi kita memasukkannya ke ekstrakurikuler,” kata Andilala, Senin (13/5/2024).
Andilala mengaku, banyak siswa yang tertarik untuk memainkan dan mengetahui lebih dalam musik saronen.
“Kita jadwalkan untuk latihan itu setiap hari Sabtu. Anak-anak sangat antusias untuk belajar musik saronen. Mereka sangat tertarik,” paparnya.
Ekstrakurikuler dengan mengedepankan kesenian tradisional tersebut tidak hanya mendapatkan dukungan dari wali siswa namun juga tokoh masyarakat hingga kepala desa.
“Alhamdulillah bapak kepala desa terkadang menyempatkan diri ikut melihat anak-anak latihan. Semoga dengan langkah ini ada generasi penerus yang memainkan musik saronen,” ujar Andilala.
SDN Juluk 1 tidak hanya menjadikan musik saronen sebagai ekstrakurikuler, namun pihak sekolah juga membuka sanggar seni sebagai wadah pelestarian budaya. Dalam sanggar seni itu mencakup teater, tari dan melukis. (iwan)