GRESIK || Permasalahan sampah masih menjadi suatu polemik di Kabupaten Gresik, Terlebih dampak sampah bagi lingkungan juga sangat besar. Menurut data sebanyak 720 meter kubik sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Ngipik perhari.
Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani mengungkapkan bahwa permasalahan sampah di Kabupaten Gresik kini mulai dapat terpecahkan dengan adanya mesin sampah Refuse-derived fuel (RDF) berbahan bakar briket.
“Sejak Indonesia merdeka, Gresik belum pernah mengolah sampah dan Alhamdulillah di tahun 2023 ini bersama teman-teman OPD dan Dinas Lingkungan Hidup kita berhasil memiliki satu line pengolahan sampah,” ujar Gus Yani, Sabtu (01/03/2023).
Mesin sampah RDF merupakan teknologi pengolahan sampah melalui proses homogenizers menjadi ukuran yang lebih kecil melalui pencacahan sampah. Selanjutnya serpihan sampah tersebut akan melalui proses menjadi briket. Briket tersebut merupakan bahan bakar atau energi baru terbarukan yang diperlukan industri sebagai campuran bahan bakar batu bara.
Langkah penanggulangan sampah ini didukung proses sigap penanganan sampah perharinya. Sebanyak 10 sampai 15 petugas bergantian sift memilah sampah yang datang di pagi hari dan di area bukit TPA Ngipik
“Sampah ‘fresh’ yang baru datang pagi hari langsung dipilah menurut kategorinya oleh 10 – 15 petugas, sedangkan selanjutnya diteruskan oleh petugas sift selanjutnya pada area bukit sampah. Nantinya sampah tersebut akan dirubah menjadi briket yang banyak manfaat untuk keperluan industri,” lanjut Gus Yani.
Sekedar informasi, sepanjang tahun 2022, menurut data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN), terdapat 19 juta ton sampah per tahun yang dicatat oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dari 164 Kabupaten/Kota se-Indonesia.
Sampah plastik dan sampah rumah tangga merupakan salah satu penyumbang sampah yang cukup banyak, sehingga perlu adanya pengelolaan sampah dengan mesin pengolah sampah plastik ataupun mesin pengolahan sampah rumah tangga. (iwan)