PASURUAN || Polisi menggerebek ruko Gempol City Walk, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan karena diduga menjadi lokasi praktik prostitusi. Sebanyak 19 orang yang diduga menjadi korban perdagangan orang telah diamankan kepolisian.
Kasubdit IV Ditreskrimum Polda Jatim AKBP Hendra Eko Triyulianto menyebutkan bahwa pengungkapan ini bermula dari informasi masyarakat yang menyebut ada praktik prostitusi yang mempekerjakan anak di bawah umur.
“Petugas mendatangi ruko Gempol City Walk dan mendapati 8 perempuan, 3 di antaranya anak di bawah umur, serta 1 orang penjaga ruko,” ujar AKBP Hendra Eko Triyulianto dalam keterangannya, Sabtu (19/11/2022).
Berdasarkan informasi yang didapat pihak kepolisian, para korban ini dipekerjakan sebagai pekerja seks komersial (PSK) dengan modus penjaga warung kopi (warkop).
“Dijual sebagai PSK dengan harga antara Rp 500 ribu sampai dengan Rp 800 ribu. Para perempuan dan anak tersebut di ruko sehari-harinya tidak boleh keluar,” katanya.
Para korban disekap di ruko dan tidak boleh memainkan handphone bila sedang tidak bekerja melayani pelanggan. Mereka hanya diperbolehkan keluar saat melayani pengguna jasa seks dan dibawa ke daerah Pesanggrahan Tretes, Pasuruan.
“Atas dasar hal tersebut, petugas melakukan pengembangan di Perumahan Pesanggrahan Anggrek II Blok B8 dan Blok B10 Kecamatan Prigen Kabupaten Pasuruan dan berhasil mengamankan DGP dan RNA beserta 11 perempuan dan 1 orang di antaranya anak di bawah umur,” katanya.
Dari penggerebekan tersebut telah diamankan terduga pelaku yakni DGP (29) dan RNA (30) sebagai muncikari. Dari dua lokasi ini, polisi menangkap total 24 orang: 2 muncikari, 3 penjaga ruko dan kasir, serta 19 korban dengan 4 di antaranya berusia di bawah umur.
Atas perbuatannya tersebut, kini para pelaku terancam hukuman hingga 15 tahun penjara akibat dikenakan Pasal 2 jo Pasal 17, dan Pasal 10 UU Nomor 21/2007 tentang perdagangan orang. (iwan)