Dalam era digital yang semakin terkoneksi, viralitas di media sosial telah menjadi obsesi bagi banyak individu, termasuk perempuan. Beberapa dari mereka rela melakukan apa saja untuk mendapatkan perhatian dan ketenaran di dunia maya. Masih teringat beberapa waktu yang lalu publik dibuat resah dan terheran- heran oleh ulah selebgram yang viral dengan konten jilat es krim yang berujung laporan kepolisian dengan dugaan pelanggaran kesusilaan dan penodaan agama.
Motivasi setiap individu dapat bervariasi, dan tidak semua perempuan memiliki ambisi untuk menjadi viral. Beberapa hanya ingin menjalani kehidupan pribadi mereka tanpa menjadi pusat perhatian online. Viralitas juga memiliki dampak positif dan negatif, jadi penting untuk mempertimbangkan konsekuensinya sebelum mencari ketenaran online.
Perempuan, seperti pria, memiliki beragam alasan mengapa mereka tertarik untuk menjadi viral di media sosial. Beberapa faktor yang mungkin memotivasi mereka untuk mencari ketenaran online meliputi :
1. Pengakuan dan Pujian:
Mendapatkan perhatian dari banyak orang dan menerima pujian dapat meningkatkan rasa percaya diri dan kebahagiaan.
2.Peluang Bisnis:
Viralitas dapat membuka peluang bisnis seperti menjadi influencer atau mendapatkan sponsor untuk posting produk.
3. Ekspresi Kreatif:
Media sosial adalah platform untuk berbagi kreativitas, ide, dan bakat, dan menjadi viral bisa menjadi cara untuk menunjukkan hal tersebut.
4. Koneksi dan Komunitas:
Viralitas dapat membantu membangun komunitas penggemar dan menghubungkan dengan orang-orang yang memiliki minat serupa.
5. Pengaruh Sosial:
Beberapa perempuan mungkin ingin menggunakan viralitas mereka untuk menyuarakan isu sosial atau politik yang penting bagi mereka.
6. Kompetisi dan Tantangan:
Terlibat dalam tren atau tantangan viral dapat menjadi hal yang menyenangkan dan memotivasi untuk bersaing dalam komunitas daring.
7. Perasaan Dihargai:
Perempuan mungkin merasa bahwa menjadi viral adalah cara untuk merasa dihargai dan diakui oleh orang lain.
Bagi perempuan yang menghalalkan segala cara untuk menjadi viral dapat mengalami dampak psikologis dan sosial yang serius, beberapa dampak yang mungkin terjadi adalah :
Dampak Psikologis:
-Stres dan Kecemasan:
Tekanan untuk menjadi viral dapat menyebabkan stres dan kecemasan yang tinggi, karena perempuan tersebut mungkin terus-menerus memikirkan cara-cara baru untuk mendapatkan perhatian online.
-Gangguan Identitas:
Fokus yang berlebihan pada popularitas online dapat mengganggu identitas seseorang, membuatnya sulit untuk membedakan antara identitas online dan kehidupan nyata.
-Rasa Tidak Puas:
Jika upaya mereka untuk menjadi viral tidak selalu berhasil, perempuan tersebut mungkin merasa tidak puas dan meragukan diri mereka sendiri.
Dampak Sosial:
-Hubungan yang Terpengaruh:
Obsesi terhadap popularitas online bisa mengganggu hubungan personal, termasuk dengan keluarga dan teman-teman, karena perempuan tersebut mungkin lebih memilih berfokus pada media sosial daripada interaksi sosial yang sebenarnya.
-Kontroversi dan Kritik:
Tindakan ekstrem untuk menjadi viral seringkali dapat menarik kontroversi dan kritik dari masyarakat. Hal ini dapat merusak reputasi dan integritas seseorang.
-Perilaku yang Merugikan:
Untuk mencapai tujuan viral, seseorang mungkin tergoda untuk melakukan tindakan yang merugikan diri sendiri atau orang lain, seperti melakukan tindakan berbahaya atau ilegal.
Tidak ada yang salah dengan para perempuan yang membangun eksistensi diri melalui media sosial sepanjang tetap memprioritaskan bahwa ada etika dan tanggung jawab moral bagi
perempuan dalam bermedia sosial, antara lain :
1.Menghormati Privasi
2.Tidak Menyebar Hoaks
3. Tidak Melecehkan
4. Berbicara dengan Bijak
5. Penggunaan Bahasa yang Pantas
6. Tanggung Jawab atas Konten
7. Penggunaan Gambar yang Pantas
8. Menyebarkan Informasi Positif dan Edukatif
9. Berkontribusi pada Diskusi yang Sehat ;
10. Mengelola Waktu dengan Baik.
Beberapa tips bagi perempuan untuk memanfaatkan media sosial secara positif dan sehat :
1. Terlebih dahulu membangun kesadaran diri, Sadari dampak media sosial pada kesehatan diri. Pertimbangkan waktu yang habis di platform tersebut dan perhatikan perasaan hati setelah menggunakan media sosial.
2. Tujuan yang jelas, tentukan tujuan yang jelas untuk menggunakan media sosial. Apakah itu untuk belajar, berkomunikasi, atau berbagi informasi positif?
3. Batas waktu, tetapkan batasan waktu harian atau mingguan untuk penggunaan media sosial. Hindari menghabiskan terlalu banyak waktu yang berpotensi merugikan aktivitas lain.
4. Selektif dalam konten, pilih dengan bijak konten yang edukatif, Ikuti akun yang memberikan nilai positif dan hindari terlalu banyak berita atau konten negatif.
5. Pertimbangkan Privasi, lindungi privasi dengan mengatur pengaturan keamanan dan berhati-hati dalam membagikan informasi pribadi.
6. Bersikap Empati, ingatlah bahwa ada manusia di balik layar. Berbicaralah dengan sopan dan hargai pandangan orang lain, bahkan jika tidak setuju sekalipun,
7. Jangan terlalu terpaku pada perbandingan pencapaian, hindari perbandingan diri dengan orang lain di media sosial. Setiap orang memiliki perjalanan yang berbeda.
8. Jeda secara berkala, meluangkan waktu untuk istirahat dari media sosial, bisa membantu mengurangi stres dan meningkatkan produktivitas.
9. Edukasi Diri, pelajari cara mendeteksi berita palsu dan konten yang meragukan. Berkontribusi untuk menyebarkan informasi yang akurat.
10. Berkontribusi positif, membagikan konten yang menginspirasi, mendukung, dan edukatif. Jangan ragu untuk memberikan dukungan kepada teman dan keluarga.
Berlaku untuk semua individu, khususnya perempuan pengguna media sosial untuk menghindari pelecehan dan ancaman yang sering kali ditujukan kepada perempuan secara khusus. Penting untuk diingat bahwa menjadi viral bukanlah indikator kebahagiaan atau keberhasilan yang sejati. Menjadi hal yang diutamakan bagi perempuan untuk tetap menjaga kesehatan mental dan sosial, serta memprioritaskan nilai-nilai positif dalam upaya untuk berpartisipasi dalam media sosial.
Selain itu, perempuan juga dapat memanfaatkan media sosial untuk memajukan isu-isu yang relevan dengan perempuan dan mendorong perubahan positif dalam masyarakat.
Ingatlah bahwa media sosial adalah alat yang bisa digunakan untuk kebaikan atau keburukan, tergantung pada bagaimana menggunakannya. Dengan menjalankan prinsip-prinsip ini, para perempuan dapat memanfaatkan media sosial secara positif dan bertanggung jawab. (evva)