LINTAS9 || Pemerintah Kabupaten Gresik menunjukkan progres signifikan dalam penanganan masalah gizi balita. Data terkini menyebutkan kasus gizi kurang pada balita turun menjadi 2.818 anak pada Agustus 2025. Sementara itu, upaya penanganan stunting berhasil membebaskan 6.662 balita dari kondisi stunting. “Alhamdulillah, kerja keras semua pihak mulai membuahkan hasil. Namun kami tetap waspada dan terus meningkatkan upaya,” ungkap perwakilan Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik.
Data pemantauan Januari-Agustus 2025 menunjukkan konsistensi program dengan cakupan pengukuran berat badan dan tinggi badan balita yang mencapai 71.000-76.000 anak setiap bulannya. “Pemantauan rutin ini menjadi dasar penting untuk deteksi dini masalah gizi,” tambahnya.
Sampai pertengahan Oktober 2025, pemantauan stunting di 18 kecamatan mencatat 3.525 balita masih dalam penanganan stunting. “Beberapa kecamatan seperti Cerme, Gresik, dan Driyorejo masih membutuhkan perhatian khusus. Kami terus lakukan intervensi terpadu di daerah-daerah ini,” jelasnya.
Berbagai intervensi langsung dilakukan pemerintah, mulai dari pelacakan balita stunting bersama tenaga ahli, tes kesehatan komprehensif, hingga pemberian Susu PKMK. “Kami tidak hanya menangani, tetapi juga mendampingi setiap balita hingga benar-benar pulih,” tegasnya.
Inovasi Gresik Urus Stunting (GUS) menjadi program unggulan dengan melibatkan masyarakat. “Melalui GUS, masyarakat bisa berperan aktif sebagai Yanda Bunda yang mendukung pemulihan balita stunting. Respons masyarakat sangat menggembirakan,” ujarnya.
Upaya pencegahan dilakukan secara sistematis melalui pemantauan bulanan di posyandu, suplementasi vitamin, imunisasi lengkap, dan program gizi spesifik. “Kami juga fokus pada pemberian tablet tambah darah untuk remaja putri dan ibu hamil, karena pencegahan stunting harus dimulai sejak dini,” paparnya.
Edukasi melalui kelas ibu hamil dan kelas ibu balita terus diintensifkan. “Pemahaman orang tua tentang gizi dan pola asuh menjadi kunci keberhasilan pencegahan stunting. Kami optimis angka stunting dan gizi kurang bisa terus ditekan,” tutupnya.(Wan)