Beberapa Daerah di Tanah Air Tidak Diguyur Hujan Hingga 2 Bulan

NASIONAL || 21 daerah di Indonesia tak diguyur hujan selama dua bulan terakhir. 63 persen zona musim (ZOM) di Tanah Air telah masuk kemarau.

“Sudah 63 persen dari jumlah ZOM yang ada di Indonesia memasuki musim kemarau dan sejumlah 21 daerah tidak mengalami hujan lebih dari dua bulan,” demikian tulis BMKG dalam siaran persnya, Kamis 27 Juli 2023.

Berikut 21 daerah yang tak diguyur hujan selama dua bulan terakhir.

NTB

Lombok Timur, 101 hari

Baca juga:  NU Minta Pesantren Tak Terprovokasi Teror Orang Gila

Kota Bima, 82 hari

NTT

Sumba Timur, 87 hari

Rote Ndao, 84 hari

Jawa Timur

Bangkalan, 78 hari,

Sidoarjo, 78 hari

Nganjuk, 78 hari

Pasuruan, 77 hari

Madiun, 74 hari

Mojokerto, 74 hari

Jombang, 74 hari

Situbondo, 71 hari

Banyuwangi, 70 hari

Surabaya, 70 hari

Bali

Karangasem, 71 hari

Jawa Tengah

Boyolali, 69 hari

Klaten, 69 hari

Semarang, 69 hari

Sukoharjo, 69 hari

Karanganyar, 69 hari

Sragen, 69 hari.

Sejumlah daerah yang telah masuk musim kemarau meliputi sebagian besar Aceh, sebagian besar Sumatera Utara, dan sebagian besar Riau.

Baca juga:  Menyuapi Makanan Pada Anak Berpengaruh Pada Psikologi

Lalu, sebagian Sumatera Barat, sebagian Bengkulu, sebagian besar Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung bagian selatan, Lampung, dan Banten.

Selanjutnya, DKI Jakarta, sebagian besar Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Barat bagian selatan, Kalimantan Tengah bagian selatan, dan sebagian Kalimantan Selatan.

Berlanjut, Kalimantan Timur bagian selatan, sebagian Sulawesi Utara, sebagian Gorontalo, Sulawesi Tengah bagian utara, sebagian Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara bagian selatan, sebagian Maluku Utara, sebagian Papua Barat dan Papua bagian selatan.

Baca juga:  Alat Musik Saronen Masuk Ekstrakurikuler di SD Sumenep 

BMKG pun telah mengeluarkan peringatan dini kekeringan meteorologis di beberapa Kabupaten di DIY, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulsel, Bali, NTB, dan NTT. Daerah itu berpotensi mengalami kekeringan meteorologis pada klasifikasi siaga dan awas untuk dua dasarian ke depan.

“Hemat dan gunakan air secara bijak. Supaya dampak kekeringan akibat kemarau bisa kita hadapi bersama,” imbau BMKG. (iwan)