Penelitian Menunjukan Bahwa Kesepian Mempengaruhi Kualitas Tidur

NASIONAL || Kalau kamu adalah satu-satunya manusia di bumi, kamu mungkin tahu rasanya kesepian. Kamu akan tahu bahwa sebagian besar hal dalam hidup, baik yang kecil maupun besar seperti makan, WhatsApp-an, Netflix terasa tak memuaskan kalau secara sosial kita kesepian. ⁠

Kini tidur bisa masuk ke dalam daftar itu, menurut sebuah penelitian yang dirilis tahun 2017, yang menemukan bahwa orang-orang kesepian cenderung memiliki kualitas tidur lebih buruk.⁠

Sebuah tim dari King’s College London mempelajari lebih dari 2.200 kembar identik Inggris yang lahir dari 1994 dan 1995, sebagai sampel anak muda representatif sebuah negara. Mereka menetapkan kesepian sebagai perasaan tidak mampu memiliki hubungan sosial dan mereka membedakan kesepian dari isolasi sosial—yaitu, kesepian dan sendirian adalah dua hal berbeda.⁠

Secara umum, hasil mereka menunjukkan 24 persen orang-orang kesepian yang jadi responden cenderung melaporkan kualitas tidur yang buruk, serta kesulitan konsentrasi pada siang hari. ⁠

Untuk mencapai hasil tersebut, para peneliti menggabungkan skor kesepian bagi setiap peserta berdasarkan wawancara dalam rumah dan kuisioner soal persahabatan, perasaan jika ditinggalkan, terisolasi, dan sendirian. Secara keseluruhan, 25 hingga 30 persen peserta melaporkan perasaan kesepian sebagian waktu, dan 5 persen melaporkan perasaan kesepian. ⁠

Tim ini kemudian mengukur kualitas tidur peserta menggunakan kuisioner kedua yang mencakup segala hal dari jumlah tidur per malam, hingga obat-obatan pembantuk tidur, dan permasalahan pada siang hari terkait kualitas tidur rendah. Analisis ini juga menilik isolasi sosial para peserta, status ketenagakerjaan, dan apakah mereka memiliki anak kecil. Mereka mendeteksi depresi, kegelisahaan, konsumsi alkohol, ADHD, dan PTSD, yang mempengaruhi dan dipengaruhi kondisi tidur. (iwan)