NASIONAL || Penggunaan gadget mempermudah aktivitas kita sehari-hari, termasuk urusan tulis-menulis. Kita gak perlu lagi repot-repot mencari secarik kertas atau buku saat ingin mencatat. Lupa bawa pulpen? Tinggal ketik saja di hape.
Bagaimanapun, keterampilan dasar ini harus dimiliki manusia. Kita tetap butuh menulis, meski kemajuan teknologi sudah tidak mewajibkannya. Terbiasa menulis tangan juga dipercaya bisa menjaga fungsi otak bekerja optimal.
Buat sebagian orang, menuangkan ide lewat tulisan tangan terasa lebih lancar daripada saat diketik. Mereka bisa coret-coret atau ganti kertas tiap terbesit ide baru. Sedangkan mengetik, gak jarang orang malah bengong mantengin layar karena bingung mau nulis apa.
Namun memang, tulisan tangan lebih memakan waktu ketika banyak pekerjaan dilakukan secara digital saat ini. Alhasil semua tugas kantor langsung diketik dalam dokumen Word.
Kemajuan teknologi telah dikaitkan dengan menurunnya kemampuan menulis seseorang. Hal ini lantaran laptop dan komputer lebih diutamakan sebagai media belajar dan bekerja. Sudah ada institusi pendidikan yang beralih sepenuhnya pada penggunaan laptop, atau tak lagi mewajibkan penulisan tugas secara manual.
Bahkan, sejak 2010, banyak sekolah di Amerika Serikat yang menghapus pelajaran menulis sambung dari kurikulum. Padahal, di masa lalu, tulisan sambung merupakan gaya penulisan standar warga Amerika. Keputusan itu banyak ditentang.
Kamu yang sehari-harinya pakai gadget, pasti juga merasa tangan kaku saat pegang pulpen. Tulisannya jadi jelek gara-gara tidak terbiasa.
Peneliti minta delapan orang, dari anak sekolahan sampai om-om dan tante-tante, pamerin tulisan mereka. (iwan)
Kapan terakhir kali kamu menulis? Biasanya kamu nulis pas ngapain? Tulisanmu rapi, atau jangan-jangan mirip ceker ayam?
