Indeks
banner 728x90

5 Pahlawan Gresik Ini Gugur Berdarah-darah Usir Penjajah, Nama Mereka Abadi di Jalanan

banner 468x60

Gresik tak hanya dikenal sebagai kota industri, tetapi juga gudangnya pahlawan nasional yang gigih mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Salah satunya adalah Usman Sadar, anggota Laskar Sabilillah yang gugur dalam pertempuran sengit melawan Belanda. “Beliau wafat saat berusaha melemparkan granat ke tank musuh.

Pengorbanannya adalah bukti cinta tanah air yang tak ternilai,” ungkap Dr. Farid, sejarawan lokal. Namanya kini diabadikan sebagai nama jalan di jantung Kota Gresik, menjadi pengingat akan keberaniannya.

 

Tak kalah heroik, Harun Thohir mengguncang Singapura dengan meledakkan MacDonald House pada 1965. Aksi ini memicu kekacauan besar sebagai bentuk perlawanan terhadap kolonialisme. “Meski kontroversial, langkah Harun membuka mata dunia bahwa rakyat Indonesia tak takut berkorban,” tegas Budayawan Gresik, Sinta Wulandari. Kini, namanya harum sebagai nama bandara di Bawean dan jalan utama di Gresik.

 

Sementara itu, Kapten Darmo Sugondo memimpin Batalyon 3 BKR Gresik dari basis perjuangan di perbatasan Gresik-Surabaya. Meski sempat terluka dan dievakuasi ke Lamongan, ia bangkit menghimpun kekuatan di Sidayu hingga berhasil mengusir tentara Sekutu. “Keteguhan Darmo menyatukan rakyat sipil melawan penjajah adalah teladan kepemimpinan sejati,” papar Kepala Museum Gresik, Arif Rahman. Jasanya dikenang lewat nama jalan di tiga kota: Gresik, Mojokerto, dan Sumatra Selatan.

 

Kapten Dulasim, pejuang yang tergabung dalam Tentara Keamanan Rakyat (TKR), juga meninggalkan jejak tak terlupakan. Perannya dalam memperkuat barisan militer Indonesia diabadikan sebagai nama jalan di Gresik. “Dulasim adalah simbol integritas prajurit yang setia hingga akhir hayat,” kenang veteran setempat, Mulyono.

 

Terakhir, duo pejuang Akim dan Kayat yang kisahnya nyaris terlupakan sejarah. Keduanya gugur dalam pertumpahan darah di medan perang. “Mereka mungkin tak setenar lainnya, tapi pengabdiannya membuktikan bahwa pahlawan bisa datang dari mana saja,” kata aktivis sejarah, Dian Permata. Nama mereka kini abadi di salah satu jalan Gresik, menyuarakan pesan: setiap tetes darah pejuang adalah fondasi NKRI.

 

 

banner 325x300
banner 728x90

WhatsApp us

Exit mobile version