LINTAS9 || GRESIK – Sektor pariwisata Kabupaten Gresik menunjukkan tanda-tanda melambat. Badan Pusat Statistik (BPS) setempat melaporkan Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel pada Juli 2025 hanya mencapai 50,61%. Angka ini turun 0,77 poin dari bulan sebelumnya dan bahkan terjun bebas 15,24 poin jika dibandingkan dengan Juli 2024 yang mampu mencatatkan 65,85%.
“Penurunan nilai TPK tersebut diperkirakan sejalan dengan berkurangnya event pada bulan Juli 2025 di Kabupaten Gresik dibandingkan bulan sebelumnya, sehingga permintaan hunian kamar hotel ikut menurun,” demikian penjelasan yang dikutip dari berita resmi BPS Kabupaten Gresik. Data ini mengindikasikan bahwa dari setiap 100 kamar yang tersedia, hanya sekitar 50-51 kamar yang terisi setiap malamnya.
Di balik penurunan okupansi, terdapat satu tren menarik. Rata-rata Lama Menginap Tamu (RLMT) justru mengalami kenaikan tipis menjadi 1,95 hari, atau naik 0,22 hari dari bulan Juni. Namun, jika dilihat lebih detail, pola menginap tamu mancanegara justru menunjukkan penurunan yang sangat tajam. RLMT tamu asing anjlok drastis menjadi hanya 2,77 hari, turun sangat signifikan dari 17,06 hari pada bulan Juni 2025.
“Secara rata-rata, seorang tamu hotel akan menginap selama 1 hingga 2 hari. Namun, kami melihat ada pergeseran pola yang signifikan, khususnya dari wisatawan mancanegara yang cenderung mempersingkat durasi kunjungan mereka,” tambah narasumber dari BPS. Fluktuasi ini memerlukan perhatian serius dari pemangku kebijakan untuk kembali merancang strategi pemulihan pariwisata yang terdampak. (Red)
