Warga Klampisan Tambakrejo Gresik Gelar Sedekah Bumi dengan Menampilkan Pertunjukkan Wayang Kulit. 

Wayang kulit

GRESIK || Warga Dusun Klampisan, Desa Tambakrejo, Kecamatan Duduk, Kabupaten Gresik menggelar acara sedekah bumi dengan menampilkan pagelaran wayang kulit.

 

Acara tersebut digelar selama satu hari penuh, rangkaian acara dimulai dari istigosah, tumbengan, dan ditutup pagelaran wayang kulit dengan dalang KI Dalang Sutirto dari Mojokerto. Sabtu (23/07/22)

 

Latib selaku Kepala Desa Tambakrejo mengatakan bahwasanya setiap tahun Desa Tambakrejo selalu mengadakan acara sedekah bumi sebagai bentuk rasa syukur warga atas hasil bumi selama satu tahun.

Baca juga:  Semarak Kemerdekaan, Ribuan Masyarakat Jalan Sehat Bareng Bupati Gresik 

 

“Sedekah bumi selalu kami laksanakan disetiap tahunnya untuk mensyukuri hasil bumi yang kami dapatkan. Kemudian acara sedekah bumi di Klampisan kali ini kami buat untuk merukunkan warga dengan semangat gotong royong dan rasa syukur atas apa yang sudah dicapai dari hasil pertanian di Desa Tambakrejo khususnya di Dusun Klampisan,” kata Latib.

Ditambahkan Latib, sedekah bumi di Klampisan ini merupakan acara sedekah bumi yang kedua, setelah kemaren kami juga melaksanakan sedekah bumi di Dusun Kaliombo.

Baca juga:  Paguyuban Nata Daya BPN, Bentuk Konkrit Aksi Solidaritas Dikalangan Pegawai Pertanahan.

 

“Jadi sedekah bumi di Desa Tambakrejo ini digelar disetiap dusun, jadi yang kemaren kami laksanakan di Dusun Kaliombo terus sekarang kami laksanakan di Dusun Klampisan. Saya pribadi berharap dengan adanya sedekah bumi ini masyarakat Tambakrejo bisa guyub, gotong royong, dan bersatu,” tambah Latib.

 

Ketua panitia sedekah bumi, Wanto menjelaskan dengan digelarnya pertunjukan wayang kulit di Dusun Klampisan ini merupakan uri-uri budaya dari para leluhur.

Baca juga:  STAF AHLI APKASI GELAR PERTEMUAN DENGAN BUPATI GRESIK TAWARKAN KERJASAMA DIBIDANG PENGEMBANGAN MUTU PENDIDIKAN BAGI TENAGA PENDIDIK

 

“Tujuan digelarnya wayang kulit dalam acara sedekah bumi ini yaitu untuk rasa syukur dari petani atas hasil panen mereka. Ini kami buat untuk melestarikan tradisi dan budaya agar tidak luntur dikemudian hari, dan saya selaku panitia berharap seluruh warga bisa rukun dan punya rasa syukur,” ujar Wanto. (HAM&Tj)