JATIMTIME.COM – LAMONGAN || Polisi Viral dari Polres Lamongan, Kanit Binpolmas Aipda Purnomo yang mendedikasikan diri untuk merawat orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Aipda Purnomo aktif mendokumentasikan kegiatan mulianya lewat akun YouTube pribadinya dengan channel bernama Purnomo Belajar Baik. Kini Channel YouTubenya memiliki 1,27 juta subscribers.
Aipda Purnomo itu tidak hanya merawat ODGJ, dia juga menampung dan merawat gelandangan di rumahnya di Desa Nguwok, Kecamatan Modo, Lamongan. Sejak 5 tahun silam kini total ada 53 ODGJ dan gelandangan yang ditampung di rumahnya.
“Beliau memang menaruh perhatian besar kepada penderita gangguan jiwa (ODGJ). Mulai dari memberi makan, hingga memberikan pakaian yang layak kepada mereka,” kata Lisa Setyowati, pengusul Aipda Purnomo dalam Hoegeng Awards 2022, Selasa (5/4/2022).
Lisa mengakui dirinya bersama Aipda Purnomo dan teman-temannya yang lain yang terlibat dalam kegiatan sosial ini akhirnya memutuskan untuk mendirikan Yayasan Berkas Bersinar Abadi. Melalui yayasan itu, Aipda Purnomo rutin membagikan amplop senyum kepada anak-anak yatim dan duafa. Lalu selama Ramadan ini akan membagikan 5 ton beras untuk warga yang membutuhkan.
“Beliau memang polisi yang menginspirasi dan bersahaja. Pak Purnomo kerap membantu tunawisma yang ia temui di jalan. Berbuat baik kepada siapa pun dan di mana pun itu lah yang patut kita contoh,” katanya.
Benih kebaikan yang ditanam Purnomo ini juga diakui Nur Lailatul Mufidah, tetangga rumah Aipda Purnomo lainnya. Nur menyebutkan bahwa Purnomo adalah sosok polisi yang memiliki jiwa sosial tinggi.
Selain mendirikan Yayasan Berkas Bersinar Abadi yang bergerak membantu anak yatim piatu, fakir miskin, duafa dan ODGJ, menurut Nur, Purnomo juga punya rumah yang dibangun khusus untuk tempat ODGJ yang diasuh atau diberi pengobatan.
“Beliau juga memberikan 20 Beasiswa untuk mahasiswa Lamongan. Selain itu beliau juga sudah membangunkan rumah yatim piatu dan duafa yang sudah tak layak huni. Ada sekitar 15 rumah yang sudah dibangun,” kata Nur.
Semua benih kebaikan itulah yang membuatnya mengajukan nama Aipda Purnomo sebagai salah satu kandidat peraih penghargaan Hoegeng Awards 2022. “Beliau, setahu saya, juga berkeinginan membangun klinik kesehatan khusus bagi kaum duafa,” ujarnya.
Aipda Purnomo mengatakan bahwa tidak semua ODGJ yang dirawat di rumahnya ditemukan di jalanan. Ada sebagian yang sengaja dititipkan keluarganya setelah mengetahui penanganan yang ia jalankan.
Agar para ODGJ itu tidak mengamuk, ia akan menawarkan makanan lebih dulu. Setelah itu ia dekati dan ia ajak komunikasi, kemudian mengajak mereka ke rumahnya untuk dimandikan dan diberi pakaian layak.
Untuk yang sakit, Purnomo juga menyediakan tenaga kesehatan dan psikiater yang sudah bekerja sama dengannya. Purnomo juga mendatangkan ustaz untuk merukyah para ODGJ.
“Semua bermula 4 tahun lalu saat saya bergerak secara pribadi membantu para ODGJ. Ketika itu saya merasa iba dengan mereka,” kata bapak tiga anak itu ketika ditemui di rumahnya.
Dia mengatakan, ODGJ dan gelandangan yang ia rawat kebanyakan ia temukan di daerah Lamongan. Tapi ada juga yang ia temukan di luar kota dan ia ajak ke rumahnya yang menjadi penampungan.
Anak dan istrinya, kata Purnomo, tidak merasa keberatan rumahnya dijadikan tempat penampungan sementara bagi para ODGJ dan gelandangan. Mereka bahkan mendukung penuh.
“Anak dan istri mendukung dan ikut membantu,” ujarnya. “Mereka menganggap apa yang saya lakukan ini bentuk saling berbagi dengan sesama. Karena berbagi tidak harus dengan memberikan materi.”
Aipda Purnomo mengakui, merawat ODGJ membutuhkan kesabaran dan ketekunan. Dia bersyukur kini dia tidak sendirian karena sudah dibantu rekan-rekannya di Yayasan Berkas Bersinar Abadi.
“Rata-rata ODGJ ini akan menjalani perawatan kurang lebih 5 bulan. Sembari merawat, kami juga mencarikan keluarga mereka. Sudah ada beberapa yang akhirnya kembali ke keluarganya,” kata Purnomo.
Meski begitu tidak jarang ODGJ dan gelandangan itu sudah tidak dikehendaki lagi oleh keluarganya. Dari 53 ODGJ yang ia rawat, setidaknya ada 20 ODGJ yang tidak berhasil ditemukan dengan keluarganya.
Tidak hanya butuh kesabaran dan ketekunan, Purnomo mengakui merawat ODGJ dan gelandangan membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Dia bersyukur cukup banyak donatur yang membantunya.
Nah, selama Bulan Suci Ramadan ini Purnomo mengajak dan mengajari para ODGJ untuk berpuasa. Ia juga mengajarkan kepada mereka dan juga para gelandangan untuk membaca Al-Qur’an.
“Kami ubah kebiasaan mereka. Bila sebelumnya diberi makan 4 kali sehari, sekarang hanya 2 kali untuk melatih berpuasa. Kami juga mengajak mereka membaca Al-Qur’an setelah Salat Duha,” ujarnya.
Tidak hanya itu, kegiatan rutin lain yang dibiasakan oleh Aipda Purnomo dan kawan-kawannya di yayasan adalah mengajak para ODGJ itu berolahraga setiap pagi untuk menjaga kebugaran mereka. (iwan)