JATIMTIME.COM – JEMBER || Seolah tidak jera, dilakukannya kembali kegiatan ritual yang dilakukan belasan warga dari Kelompok Trimurti (Kapitaya) asal Kabupaten Nganjuk di Pantai Watu Ulo, Kabupaten Jember. Sebelumnya juga dilaksanakan di pantai Watu Ulo pada Januari lalu dan memakan korban jiwa. Padahal di lokasi sudah ada peringatan untuk tidak melakukan aktivitas berenang, namun rambu larangan tersebut tidak diindahkan oleh wisatawan. Beruntung setelah mendapatkan pemahaman dari anggota Polsek Ambulu Polres Jember, para peserta kembali ke darat dan meninggalkan lokasi. (26/02/2022)
Kapolsek Ambulu Polres Jember, AKP Mohammad Makruf menjelaskan, awalnya warga sekitar menyampaikan ada sekelompok wisatawan luar kota menggelar kegiatan ritual di Pantai Watu Ulo. Mendapat laporan tersebut, Bhabinkamtibmas dan anggota SPKT (Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu) langsung menuju ke lokasi. Pembubaran dilakukan, demi keselamatan para peserta ritual, terlebih pasca insiden yang terjadi di Pantai Payangan sebelumnya.
Makruf menyebutkan Kelompok ritual tersebut berangkat dari Nganjuk sekitar pukul 11.00 malam. Mereka menempuh perjalanan selama 12 jam dan baru nyampai di Watu Ulo sekitar pukul 11.18 siang. Sesampainya di pantai yang memilki ikon tubuh ular ini belasan orang tersebut terus menggelar ritual. Warga yang mengatahui aktivitas ritual itu langsung melaporkanya ke polisi.
“Kami mengimbau kepada warga Watu Ulo dan sejumlah pantai lainya di wilayah Jember jika ada aktivitas serupa segera melapor ke polisi. Ini agar tragedi yang memakan korban seperti sebelumnya tidak terulang Kembali,”imbuhnya.
Kapolsek Ambuku AKP Makruf menambahkan, berdasarkan pengakuan dari ketua kelompok ritual Trimurti (Kapitaya) yang dipimpin oleh Tri Suno itu, mereka datang ke pantai Watu ulo untuk ritual karena ada petunjuk gaib.
“Berdasarkan pengakuan, mereka datang ke sini karena ada petunjuk gaib untuk membebaskan badan Watu Ulo atau Sansosoko,” pungkas AKP Makruf. (iwan)