GRESIK || Dari 18 kecamatan di Gresik, Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) telah menyebar ke 15 kecamatan kecuali Kecamatan Manyar, Tambak, dan Sangkapura dengan kurang lebih 5.000 ekor yang terinfeksi. Hal ini dorong Bupati Gresik alias Fandi Akhmad Yani untuk cepat cari solusi atasi hal tersebut. Salah satunya adalah dengan vaksinasi dan pemberian obat-obatan.
Gresik sendiri sampai dengan 3 Agustus 2022 kemarin, telah mendapat vaksin sebanyak 8.000 ampul dan telah disuntikkan ke lebih dari 4.900 hewan ternak di Gresik. Vaksin sendiri nantinya ditargetkan akan meningkat secara signifikan.
Hal ini picu Komisi B DPRD Jatim lakukan monitoring yang ke-2 kalinya di Kabupaten Gresik sebagai upaya tindak lanjut pencegahan dan pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Provinsi Jawa Timur. Bersama Wakil Ketua Komisi B DPRD Provinsi Jatim Amar Saifudin beserta rombongan, Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani, Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur Indyah Aryani, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Gresik Eko Anindito Putro, kegiatan ini dilaksanakan di aula Putri Cempo Kantor Bupati Gresik, Jumat (5/8).
Mengawali kegiatan, Amar Saifuddin selaku Wakil Ketua Komisi B DPRD Provinsi Jatim ungkapkan sekitar 400.000 ekor hewan ternak di Indonesia terinfeksi PMK dan kerugian ditaksir sampai 9.9 triliun. Ia sendiri menerima laporan bahwa tren PMK di Jawa Timur juga semakin naik belakangan ini.
“Laporan terakhir dari Dinas Peternakan Jawa Timur 173.000 sekian kasus yang sakit 51% yang sembuh baru 46%, berarti kesembuhannya ini juga relatif belum maksimal, kemudian yang potong paksa 1,sekian% dan mati 1,sekian %” ungkap Amar.
Sedangkan dari paparan yang disampaikan oleh Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur Indyah Aryani, kedepannya para peternak akan diberikan bantuan potong bersyarat hewan ternak mereka yang terjangkit PMK oleh pemerintah. Dimana rencana besaran bantuannya Rp.10.000.000 per ekor Sapi, Rp.1.500.000 per ekor Kambing dan Domba, Rp.2.000.000 per ekor Babi. Tentu saja terdapat syarat bagi mereka agar bisa menerima bantuan ini, salah satunya harus masuk dalam data Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional (iSIKHNAS).
Menurut Bupati Gresik sendiri alias Gus Yani, penanganan PMK di Gresik terbilang cukup, mulai dari pengumpulan data cepat penyebaran hewan ternak per kecamatan, regulasi jual beli hewan ternak sampai penutupan pasar hewan di beberapa titik. Hal ini bertujuan memutus rantai penyebaran PMK dan menyikapi jumlah nakes yang kurang mencukupi dalam merespon gejolak PMK di Gresik. Secara Gresik sendiri merupakan salah satu dari 4 daerah pertama yang ditetapkan sebagai kawasan PMK.
“Karena kami melihat kenapa kok ditutup? kami kasihan para nakes, nakesnya terbatas, ketika pasar ini dibuka maka penyebarannya tidak berhenti, terus menyebar terus, maka kita mencoba untuk berhentikan dulu sementara di pasar” ungkap Gus Yani.
“Tapi kita tidak melarang pendistribusian antar kandang, asalkan sapi ini benar-benar dinyatakan sehat” imbuhnya.
Gus Yani ungkapkan juga kalau Pulau Bawean saat ini berstatus bebas PMK. Merespon hal itu maka ia langsung memboyong sebagian vaksin kesana, sehingga tidak sampai tertular. Meski demikian, tetap saja menurutnya imunitas dari hewan ternak sendirilah yang merupakan faktor utama dalam proses penanggulangan PMK ini.
“Kuncinya adalah diimunitas hewan tersebut, yang mana imunitas ini bisa dibentuk dari lingkungan kita sendiri” tandasnya.
Terakhir, ia juga beri solusi meningkatkan imunitas hewan ternak menurut Suprapto Maat (penemu stimuno) lewat ramuan alami menggunakan rebusan daun meniran yang dicampur dengan gula merah. Ia juga laporkan tingkat kesembuhan hewan ternak saat ini sudah masuk ke angka 70%.
“Per hari ini di 5 Agustus, kondisi yang sakit hampir 5.247 ekor, tingkat kesembuhan di angka 3.930 kurang lebih 70% angka kesembuhannya” ungkapnya.