Peringati Hari Air Sedunia, Masyarakat Trenggalek Gelar Festival Banyu Sekara 2022

JATIMTIME.COM – TRENGGALEK || Kegiatan Festival Banyu Sekara 2022 yang digelar oleh warga Kecamatan Panggul Trenggalek berlangsung dari tanggal 20 – 26 Maret 2022, bertempat di Desa Terbis, Kecamatan Panggul, Trenggalek, Minggu (20/03/2022).

 

Dilansir dari rilis Sima Swatantra Indonesia (SSI), Festival Banyu Sekara 2022 digelar sebagai peringatan hari air sedunia yang jatuh pada 22 Maret 2022. Warga Panggul mengangkat tema “Groundwater: Making The Invisible Visible” pada peringatan hari air sedunia tahun 2022.

 

Latar belakang dari tema tersebut yaitu air tanah merupakan sumberdaya vital yang menyediakan hampir setengah dari semua air minum di seluruh dunia, sekitar 40% air untuk pertanian beririgasi dan sekitar sepertiga air yang dibutuhkan untuk industri.

 

“Air tanah merupakan bagian penting dari proses adaptasi perubahan iklim dan seringkali menjadi solusi bagi masyarakat yang tidak memiliki akses terhadap air bersih. Namun sumberdaya air bawah permukaan [air tanah] ini karena tak nampak seringkali tidak diperhatikan dan terpikirkan oleh kebanyakan orang. Sebagaimana yang terjadi pada banyak komunitas masyarakat yang hidup di wilayah karst,” tulis Sima Swatantra Indonesia.

Baca juga:  HADIRI HALAQOH ULAMA DAN UMARA, BUPATI GRESIK : AGAR GRESIK KONDUSIF, PEMERINTAH & ULAMA HARUS BERSINERGI

 

Karst sendiri memiliki kemampuan untuk menyerap jutaan meter kubik air hujan setiap tahunnya, menyimpan dan mengumpulkannya dalam lorong konduit kemudian menyalurkannya secara teratur menjadi mata air.

 

Di dunia, 15% luas daratan adalah bentang alam karst, yang memiliki fungsi penting untuk mencukupi seperempat kebutuhan air bersih penduduk dunia. Sedangkan Indonesia sendiri memiliki luasan wilayah karst sebesar 154.000 km2 (15,4 juta hektare) dengan distribusi merata di seluruh nusantara, dari pulau Sumatra hingga Papua.

 

Peringatan Hari Air Sedunia kali ini akan menyoroti sumber daya air tanah yang tak terlihat ini. Tujuannya adalah meningkatkan pertukaran pengetahuan serta kolaborasi dan dengan demikian meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga air tanah kita.

 

“Dalam rangka turut memperingati Hari Air Sedunia ini, kami dari Sima Swatantra Indonesia mengadakan kegiatan Festival Banyu Sekara. Festival ini telah kami lakukan sejak tahun 2017. Banyu Sekara sendiri adalah istilah lokal yang digunakan untuk menyebut air yang keluar dari gua dan atau dari aliran sungai bawah tanah yang memiliki kandungan kapur,” jelas Sima Swatantra Indonesia.

Baca juga:  Fakta Suyanto, Pria Lulusan STM yang Berhasil Membuat Pesawat Hingga Dibeli Oleh Pemerintah Ceko

 

Desa Terbis dipilih karena menjadi percontohan dalam program kolaborasi penataan karst dan pengelolaan sumber daya air untuk masyarakat yang diinisiasi serta sedang dijalankan oleh Sima Swatantra Indonesia (SSI) berkolaborasi dengan Masyarakat Speleologi Indonesia (MSI), Pengda Jatim, Pemerintah Desa Terbis, Pemerintah Kabupaten Trenggalek dan Direktorat Bina Pengelolaan Dan Pemulihan Ekosistem (BPPE) Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

 

“Tujuan kegiatan ini adalah untuk membangkitkan gairah perlindungan serta sebagai media untuk memunculkan partisipasi warga dalam upaya-upaya perlindungan alam desa. Serta sebagai jembatan antara pemangku kebijakan, masyarakat dan pihak terkait lainnya dalam upaya peningkatan peran serta semua pihak dalam perlindungan dan pengelolaan ekosistem karst.

Baca juga:  HADIRI WISUDA IAI QOMARUDDIN, WABUP GRESIK : PEMERINTAH BERKOMITMEN SUPPORT PENDIDIKAN HINGGA PERGURUAN TINGGI

 

Karena berbagai tindakan yang kurang bijaksana dalam pengelolaan sumber daya alam yang ada, dapat menyebabkan kerugian baik secara ekologi, ekonomi, bahkan sosial,” jelas Sima Swatantra Indonesia.

 

Kawasan karst memiliki jaringan gua yang berfungsi sebagai “pipa” air alami yang menghubungkan zona resapan, zona simpanan dan mata air yang penting bagi masyarakat di kawasan karst.

 

Aktivitas tambang atau lainnya yang menghilangkan lapisan tanah pucuk atau lapisan epikarst (karst di permukaan) akan memutus jaringan air di bawah tanah dan akhirnya menyebabkan hilangnya fungsi karst sebagai akuifer air bersih bagi masyarakat sekitar.

 

Kegiatan Festival Banyu Sekara berbentuk event (acara) yang dikerjakan pada hari air sedunia yang jatuh pada tanggal 22 maret 2022, menjadi sarana kampanye mengenai pentingnya ekosistem karst sebagai ekosistem yang memiliki nilai-nilai jasa lingkungan, tata air, dan sebagai kawasan cagar budaya. (iwan)