JATIMTIME – JEMBER ||Sebanyak 11 dari 24 orang dinyatakan meninggal dunia karena terseret ombak pada hari minggu akibat aktivitas ritual laut yang dilakukan oleh kelompok Tunggal Jati di Pantai Payangan Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu, Jember, memakan korban. (13/02)
AKP Makruf, Kapolsek Ambulu mengungkapkan bahwa rombongan tersebut telah diperingatkan untuk tak ke laut karena ombak besar. Namun mereka tetap nekat melakukan ritual, dengan dengan 20 orang terjun ke laut dan 4 lainnya menunggu di pantai.
“Ada 24 orang dari rombongan Kelompok Tunggal Jati Nusantara yang tiba di Pantai Payangan pada Sabtu (12/2) pukul 23.00 WIB. Namun, 20 orang melakukan ritual dan empat orang berada di atas,” kata AKP Makruf pada Minggu (13/2) melalui keterangan resminya.
Suro (57), warga sekitar Pantai Payangan Jember, yang menjadi saksi mata mengatakan awalnya rombongan ritual melaksanakan kegiatan jauh dari bibir pantai. Namun tidak berselang lama mereka justru bergeser ke pinggir pantai.
“Saya kan pada saat itu melihatnya. Tapi saya perhatikan lagi tidak berselang lama mereka pindah ke pinggir pantai,” ujarnya, Senin (14/2/2022).
Kata Suro, mereka pindah ke Pinggir pantai itu dengan cara bergandengan tangan. Para jamaah laki–laki ada di depan dan perempuanya ada di belakang.
“Mereka bergesernya itu, dengan cara bergandengan tangan. Jemaah laki-lakinya ada di depan dan perempuanya di belakang. Kayak melindungi gitu jamaah laki- lakinya. Saya mengira mereka memang sengaja mau mandi,” kata Suro.
Setelah tiba di bibir pantai, tiba-tiba ada ombak besar yang menghantamnya. Dan akhirnya para jemaah ritual tersebut, terseret ombak ke tengah laut.
Kata Suro, tempat yang digunakan untuk kegiatan ritual tersebut memang terkenal tempat yang sangat berbahaya di Pantai Payangan. Peristiwa serupa tidak hanya satu kali saja, akan tetapi juga terjadi sudah berulang kali.
“Di tempat itu memang tempat yang sangat berbahaya. Tidak hanya satu kali ini saja peristiwa seperti ini. Tapi sudah berulang kali. Makanya jika berkunjung ke Pantai Payangan jangan ke tempat itu, sangat berbahaya lebih baik memilih tempat lainya. Kan Pantai Payangan ini luas,”tegas Suro.
Salah satu anggota dari Korps Bhayangkara anggota Polri yang bertugas di Bondowoso juga menjadi korban maut ritual tersebut. Korban atas nama Bripda Febriyan Duwi P yang bertugas di Polsek Pujer Polres Bondowoso.
Kabar meninggalnya salah satu anggota polisi ini dibenarkan oleh Kapolres Bondowoso, AKBP Herman Priyanto kepadaa sejumlah jurnalis. Menurutnya, Bripda Febriyan ditemukan oleh Tim SAR dalam keadaan sudah meninggal bersama 10 orang korban lainnya. (iwan)