NASIONAL || Dewasa ini, semakin banyak orang sadar akan pentingnya menjaga kesehatan mental. Dan memang, untuk mencari dukungan dari lingkungan butuh keberanian yang besar. Bahkan tak jarang orang memikirkannya matang-matang sebelum mereka mantap mencari bantuan profesional.
Akankah keputusan ini memengaruhi kehidupan? Bagaimana jika ternyata mereka didiagnosis mengalami gangguan kejiwaan? Bagaimana kalau kondisinya memburuk setelah mendengar diagnosis tersebut? Bukankah biaya sekali terapi lumayan mahal? Bisa berabe kalau tambah parah.
Ada yang mengaku di TikTok, mereka merasa gejalanya semakin buruk sejak mengetahui sumber masalahnya. Katanya mereka jadi gak bisa fokus lah, atau tambah depresi karena didiagnosis seperti itu.
Padahal, kenyataannya tidak begitu. Diagnosis dari ahlinya justru langkah awal untuk mendapatkan penanganan yang tepat atas gejala-gejala yang kamu rasakan.
“Saya tak pernah menemukan bukti gejala pasien tambah parah setelah didiagnosis,” kata Justin Puder. psikolog yang berbasis di Florida, Amerika Serikat.
Dia menduga yang terjadi sesungguhnya bukanlah gejala memburuk, melainkan karena seseorang selalu mengaitkan kondisinya dengan diagnosis tersebut. Contohnya: “Aku enggak bisa konsentrasi dari tadi. Pasti ini gara-gara ADHD!” Alih-alih fokus pada penyembuhan, mereka malah pusing memikirkan masalahnya.
Orang yang didiagnosis mengalami gangguan kecemasan, misalnya, mungkin semakin memperhatikan segala tindakan dan reaksi yang mereka lakukan ketika tersulut emosi. Mereka sadar serangan kecemasannya kambuh pada saat jantung berdebar kencang atau mual karena gugup. Dengan demikian, apa yang mereka rasakan sebetulnya bukan karena kondisinya tambah buruk, tapi karena mereka fokus mengamati gejala-gejala yang muncul dalam dirinya.
Puder’menambahkan, sadar akan gejala yang dirasakan tak melulu berarti buruk. Seberapa besar pemahaman seseorang tentang diagnosis mereka, serta penjelasan yang mereka terima dari terapis, juga memengaruhi kesiapan mereka menghadapinya. (iwan)